
JAKARTA, iNews.id - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengungkap saat ini sektor ekonomi kreatif (ekraf) semakin diminati oleh generasi milenial. Bahkan, sektor ini banyak diminati seperti tingginya minatnya anak muda untuk mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Kepala Bekraf Triawan Munaf berharap, ekraf sebagai model ekonomi baru yang berkelanjutan dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Pasalnya, di era serbacanggih ini banyak lahir inovasi-inovasi yang baru seiring perkembangan teknologi.
"Ekonomi kreatif ini juga semakin lama semakin diinati oleh milenial. Ini sektor pencari kerja baru terutama di CPNS tinggi minatnya terhadap ekraf, paling tinggi," ujarnya di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Ia berharap, dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa ini, Indonesia bisa menjadi pemimpin ekraf di dunia. Paling tidak Indonesia dapat merumuskan aturan terkait ekraf untuk membentuk satu pemahaman di lingkup global.
"Karena itu, awal November ini kami mengadakan sebuah kongres ekonomi kreatif dunia yang pertama di Bali," kata dia.
Selain itu, ekraf harus menjadi penyeimbang antara dunia analog dan digital di semua subsektor kreatif. Salah satunya di dunia perfilman di mana film dapat ditonton melalui bioskop dan smartphone yang saat ini pertumbuhannya luar biasa.
Ia memprediksi sektor ekraf menyumbang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebanyak Rp1.105 triliun di 2018. Sementara, pada tahun 2017 berkontribusi Rp1.009 triliun dan 2016 hanya Rp922 triliun.
"Kalau kita bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional di mana kuartal I 5,05 persen, kita (ekraf) 5,6 persen. Walaupun PDB nasional meningkat, kami juga bisa meningkat pesat. Mudah-mudahan bisa lebih baik lagi ke depan," ucapnya.
Kemudian, pada 2015 lalu tenaga kerja ekraf terus meningkat dari 15,9 juta pekerja menjadi 17,4 juta pekerja di 2017. Ia memproyeksikan pada tahun ini tenaga kerja ekraf akan mencapai 18 juta orang.
"Produktivitas per tenaga kerja meningkat sehingga bisa hasilkan lebi banyak ekonomi. Value added dari produk ekraf meningkat dan semakin efisiennya ekosistem," tuturnya.
"Tapi kami sadar ekraf juga harus tumbuhkan tenaga kerja. Kami lakukan juga dengan mengtrack atau menarik mereka untuk bisa lebih berkarya di ekraf," kata dia.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2AoY5i9
No comments:
Post a Comment