
TEL AVIV, iNews.id - Israel dilaporkan mengirim bantuan ke Indonesia menyusul gempa bumi dan tsunami dahsyat yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menolak berkomentar soal laporan pengiriman bantuan tersebut.
Lembaga penyiaran publik, Kan, melaporkan, Israel—yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia—mengirim penjernih air ke daerah-daerah yang terkena bencana melalui Palang Merah.
Laporan itu juga menyebut, sebuah delegasi pekerja bantuan Israel sedang bersiap untuk melakukan perjalanan ke Indonesia dalam beberapa hari mendatang.
"Israel, pemimpin dunia dalam penanggulangan bencana, menawarkan bantuan medis dan penyelamatan ke Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia dan negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan kami. Ini sekali lagi menunjukkan belas kasih dan kemanusiaan kami dan kesediaan kami untuk berbagi keahlian kami untuk perbaikannya," kata Wakil Menteri Diplomasi, Michael Oren, lewat Twitter seperti dilansir Times of Israel.
Namun, Kementerian Luar Negeri tidak bersedia mengonfirmasi bahwa Israel mengirim bantuan ke Indonesia.
Saat Times of Israel meminta konfirmasi apakah Israel mengirim bantuan ke Indonesia, kementerian tersebut dan Kantor PM Netanyahu menolak berkomentar.
Di masa lalu, Israel mengirim delegasi besar ke daerah yang dilanda bencana dan menawarkan diri untuk mengirim bantuan ke negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik.
Tim dari tentara Israel pernah memberikan bantuan penyelamatan dan layanan medis setelah gempa bumi di Turki pada 1999, gempa bumi Haiti pada 2010, topan di Filipina pada 2013 serta yang paling baru, gempa bumi di Nepal pada 2015.
Tahun lalu, Netanyahu menawarkan bantuan kepada korban gempa di Iran dan Irak, dua negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, tawaran itu ditolak.
Pada Jumat (28/9/2018), gempa berkekuatan 7,5 Skala Richter menghantam Sulteng dan memicu tsunami. Ratusan orang tewas sebagai akibat dari bencana alam tersebut.
Data PBB menyatakan, hampir 200.000 orang, termasuk puluhan ribu anak-anak, membutuhkan bantuan yang mendesak.
Seperti diketahui, Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal, meski negara mayoritas Yahudi itu menyatakan minatnya untuk menjalin hubungan diplomatik.
Netanyahu beberapa hari lalu bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) di New York. Pertemuan yang terjadi di sela-sela Sidang Umum PBB itu pertama kali dilaporkan oleh Army Radio.
Pada Selasa (2/10/2018), Kalla menegaskan dia bertemu dengan pemimpin Israel tersebut meski dia menyebut pertemuan itu sebagai sesuatu yang spontan dan singkat.
“Ada 190 kepala negara, presiden dan wakil presiden, perdana menteri, dan lain-lain di sana. Banyak agenda muncul pada saat bersamaan. Anda bisa berhadapan dengan siapa pun. Anda tidak bisa menghindarinya. (Netanyahu) tiba-tiba disamping saya. Haruskah saya berbalik?" ujar JK.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2NnU0xM
No comments:
Post a Comment