
JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) telah lima kali menaikkan suku bunga acuannya di 2018 sebanyak 150 basis poin dari 4,25 persen menjadi 5,75 persen. Hal ini sebagai respons atas kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS), Fed Funds Rate.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan menaikkan suku bunga acuan BI ini sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pasalnya, kondisi ekonomi dalam negeri tidak memerlukan kenaikan suku bunga acuan tersebut.
"Saya tidak suka naikkan suku bunga karena keadaan di dalam negeri tidak perlu menaikkan suku bunga," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Namun, karena didesak oleh sentimen negatif dari luar negeri, maka BI harus tegas menentukan sikap dalam setiap kebijakannya. Sebab, jika BI tidak merespons seperti saat ini maka akan memengaruhi stabilitas perekonomian dalam negeri.
"Tetapi kalau terus-terusan deras kita harus melakukan langkah-langkah seperti itu, tapi kita harus pastikan likuiditas cukup sehingga kenaikan suku bunga tidak menimbulkan kekeringan likuditas. Kami pantau setiap hari," ucapnya.
Ia melanjutkan, BI terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi khususnya nilai tukar rupiah. Oleh karenanya jika Fed Funds Rate naik, Dewan Gubernur BI langsung mengalkulasi apakah perlu dinaikkan suku bunga acuan BI.
"Untuk inflasi rendah tidak perlu naikkan suku bunga, inflasi kita hanya 3,2 persen. Itu tidak ada keperluan naikkan suku bunga. Tetapi sekarang investasi portofolio sedang susah nih," kata dia.
Kalkulasi tersebut juga memerhatikan besaran suku bunga agar cukup menarik investor asing untuk menaruh modalnya di Indonesia. Hal ini yang mendasari pihaknya menaikkan suku bunga acuan BI hingga 150 bps.
"Kita belajar kalau suku bunga luar negeri naik kita tidak boleh menunggu. Suku bunga naik baru kemudian kita bereaksi telat nanti," tuturnya.
Untuk itu, sejak menjabat Gubernur BI, Perry langsung menerapkan prinsip ahead the curve agar dapat merespons terlebih dahulu setiap sentimen yang ada. Sebab, hal ini untuk mencegah pembalikan arus modal agar tidak terlalu deras.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2P7b8cV
No comments:
Post a Comment