Pages

Wednesday, October 31, 2018

Eksekusi Mati TKI Terulang, Nusron Wahid Diminta Mundur dari BNP2TKI

JAKARTA, iNews.id – Eksekusi terhadap tenaga kerja Indonesia Tuti Tursilawati di Arab Saudi, Senin (29/10/2018) lalu, menunjukkan bukti diplomasi Indonesia lemah. Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Dian Islamiati Fatwa mengatakan, mestinya Pemerintah RI mampu menekan Arab Saudi lantaran sumbangan ekonomi Indonesia ke negara Timur Tengah itu terhitung cukup signifikan.

“(Eksekusi mati Tuti) ini menunjukkan bukan saja diplomasi Indonesia lemah, tapi Indonesia ini enggak dianggap sama Saudi. Padahal sumbangan devisa Indonesia ke Pemerintah Saudi dari haji dan umrah itu besar, tapi kok notifikasi hukuman mati tidak disampaikan. Ini kan artinya pemerintah Indonesia tidak mampu melakukan tekanan terhadap Pemerintah Saudi,” ujar Dian melalui siaran pers yang diterima iNews.id di Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Perempuan yang juga anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo–Sandi itu mengungkapkan, jamaah haji dan umrah Indonesia memberikan sumbangan tidak saja devisa bagi Saudi tapi juga lapangan kerja. Dalam lima tahun ke depan, data Kamar Dagang Saudi menghitung ibadah haji ini dapat menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja permanen dan menyumbang 25-30 persen pendapatan sektor swasta di sekitar Makkah dan Madinah.

“Rata-rata jamaah haji  menghabiskan 5.000 dolar AS. Kalau pada 2017 lalu, Indonesia mengirim 220.000 jamaah haji, artinya Indonesia melepas uang ke Saudi 1,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp16,5 triliun. Sumbangan Indonesia dari pajak haji ini kan besar, tapi kok Indonesia tidak punya daya tawar? tragis sekali,” ucap Dian.

BACA JUGA:

Muhammadiyah dan NU Kompak Kecam Eksekusi Mati TKI di Arab Saudi

Kisah Pilu Tuti: Jadi Korban KDRT di Indonesia, Dihukum Mati di Saudi

Tuti Dieksekusi, Pemerintah Didesak Batalkan Pengiriman TKI ke Saudi


Calon anggota legislatif PAN untuk DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) II DKI Jakarta itu pun menilai Pemerintah Indonesia tidak belajar dari apa yang sudah dilakukan Prabowo Subianto saat menyelamatkan nasib Wilfrida Soik, TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selamat dari tiang gantungan di Malaysia. Wilfrida tak jadi dieksekusi mati oleh otoritas di negeri jiran, setelah Prabowo mengerahkan pengacara kondang Malaysia dan melakukan lobi langsung dengan Perdana Menteri Nadjib Razak pada waktu itu.

Wilfrida sendiri divonis hukuman mati oleh Pengadilan Malaysia karena dituduh melakukan tindak pembunuhan terhadap majikan perempuannya, Yeap Seok Pen.

Setelah kasus eksekusi mati Tuti, Dian menyarankan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid untuk mundur karena tidak mampu memberi perlindungan kepada TKI. “Badan ini dibentuk untuk memberi perlindungan kepada TKI. Pejabatnya dibayar oleh wajib pajak, uang rakyat. Kalau tidak bisa menyelamatkan nyawa TKI, ya mundur saja dong. Ini sikap pejabat yang bertanggung-jawab. Kalau Pak Nusron Wahid bertanggung-jawab, ya mundur,” ujar Dian.

Tuti adalah warga negara Indonesia kelima yang dieksekusi di Arab Saudi. Dalam catatan Migrant Care, saat ini ada 19 tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi yang masuk dalam daftar hukuman mati.

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid. (Foto: iNews.id/Aditya Pratama)

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2AEV6ly

No comments:

Post a Comment