Pages

Saturday, October 20, 2018

BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga pada RDG Pekan Depan

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22-23 Oktober mendatang di mana salah satu bahasannya mengenai suku bunga acuan. Pada RDG bulan sebelumnya BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin.

Ekonom Maybank Myrdal Gunarto mengatakan, BI tampaknya akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen. Hal ini didukung dengan meredanya tekanan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Funds Rate) terhadap nilai tukar rupiah.

"Tetap. Tekanan nilai tukar domestik sudah mereda pasca kenaikan bunga The Fed pada September lalu. Selain itu,inflasi domestik juga masih rendah dan data perdagangan terakhir surplus," ujarnya kepada iNews.id, Sabtu (20/10/2018).

BI juga memperkirakan inflasi Oktober 2018 sebesar 0,12 persen atau meningkat dibanding September 2018 yang deflasi 0,18. Inflasi ini terhitung rendah karena dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.

Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada September 2018 mencatat surplus sebesar 227,1 juta dolar Amerika Serikat (AS). Surplus tersebut diperoleh dari neraca nonmigas yang surplus 1,3 miliar dolar AS sementara neraca migas masih defisit 1,07 miliar dolar AS.

Kendati BI akan mempertahankan suku bunga acuannya di bulan ini, namun ia memperkirakan rupiah akan menguat ke Rp15.000 hingga akhir Oktober mendatang. Pasalnya saat ini rupiah berada dalam tren menguat dari di atas Rp15.200 menjadi Rp15.187 per dolar AS.

"Dengan asumsi tersebut ada peluang rupiah menguat ke Rp15.000 hingga akhir Oktober," ucapnya.

Menurut dia, BI akan menaikkan suku bunga acuannya pada bulan November untuk mengantisipasi kenaikan Fed Funds Rate pada bulan Desember mendatang. Dengan demikian, di sisa tahun 2018 baik BI maupun bank sentral AS (The Federal Reserve) akan menaikkan satu kali lagi suku bunga acuannya.

"November akan ada pressure lagi sebagai konsekuensi dari antisipasi kenaikan bunga The Fed di Desember," tuturnya.

Seperti diketahui, saat ini AS melakukan normalisasi kebijakannya untuk menumbuhkan perekonomian. Salah satunya dengan cara menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate) secara gradual di mana tahun ini sudah dinaikkan dari 1,75 persen menjadi 2,25 persen.

Hal tersebut membuat dana asing di negara berkembang mengalir kembali menuju AS. Oleh karenanya, negara berkembang berlomba naikkan suku bunga acuannya agar dapat menarik investor asing di negaranya termasuk Indonesia.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2EBzpHg

No comments:

Post a Comment