Pages

Sunday, October 21, 2018

Australia Minta Maaf Nasional ke Semua Korban Pelecehan Seks Anak

CANBERRA, iNews.id - Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyampakan permintaan maaf secara nasional kepada ribuan korban pelecehan seks anak dan keluarga mereka, Senin (22/10/2018), yang kebanyakan terjadi di lembaga agama dan pemerintah.

Morisson mengakui negara itu sama sekali gagal menghentikan kejahatan jahat dan gelap yang dilakukan selama puluhan tahun.

"Ini dilakukan oleh orang Australia kepada orang Australia, musuh di tengah-tengah kita, musuh di tengah-tengah kita," kata Morrison, dalam pidato emosional kepada parlemen, seperti dilaporkan AFP.

Pernyataan itu dia tujukan bagi 15.000 orang yang diketahui selamat dari pelecehan anak.

"Sebagai sebuah bangsa, kami gagal, kami meninggalkan mereka, dan itu akan selalu menjadi aib kami," katanya.

Morrison lalu menceritakan penyalahgunaan yang diperlihatkan sebuah penyelidikan pemerintah, yang terjadi di sekolah, gereja, panti asuhan, klub olahraga, dan lembaga lain di seluruh negara selama puluhan tahun.

Suara Morrison bergetar dan menghilang saat menceritakan sejarah eksploitasi, menutup-nutupi, dan kegagalan negara.

Dia menyatakan kepercayaan nasional baru untuk Australia di masa depan, yakni "Kami percaya padamu."

Permintaan maaf nasional itu muncul setelah Komisi Kerajaan merinci klaim-klaim pelecehan seks anak yang melibatkan lembaga-lembaga yang dipercaya.

"Hari ini, kami minta maaf, kepada anak-anak kami gagal. Maaf. Kepada orangtua yang kepercayaannya dikhianati dan yang telah berjuang untuk bangkit dari kepingan-kepingan. Maaf. Untuk para pelapor, yang tidak kami dengarkan. Maaf," kata Morrison.

"Kepada pasangan, rekan, istri, suami, anak-anak, yang berurusan dengan konsekuensi dari pelecehan, menutup-nutupi, dan kesulitan. Maaf. Untuk generasi dulu dan sekarang. Maaf."

Di parlemen, para pembuat undang-undang berdiri untuk mengheningkan cipta setelah pernyataan itu. Ratusan orang yang selamat dari pelecehan seks melihat dan menonton dalam tayangan resmi di seluruh negeri.

Di luar ruang parlemen, keluarga korban yang meninggal mengenakan tanda pengenal dengan nama-nama anak perempuan dan anak laki-laki, saudara laki-laki dan perempuan.

Serangkaian lembaga Australia meminta maaf atas kegagalan mereka, termasuk para pemimpin Katolik Australia terkait pelecehan anak-anak dan mengakui menutup-nutupi kasus tersebut.

Menurut Komisi Kerajaan, tujuh persen imam Katolik di Australia dituduh melakukan pelecehan antara tahun 1950 dan 2010. Namun tuduhan itu jarang diselidiki, dengan anak-anak diabaikan dan bahkan dihukum.

Beberapa anggota senior gereja di Australia dituntut dan dinyatakan bersalah karena menutupi pelecehan.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2ysNxwL

No comments:

Post a Comment