
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan, Senin (10/9/2018) kembali anjlok menghadapi dolar Amerika Serikat (AS), setelah di sesi tarakhir pekan kemarin melaju positif.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah melemah 15 poin atau 0,10 persen menjadi Rp14.835 per dolar AS dari sesi terakhir pekan lalu Rp14.820 per dolar AS.
Yahoo Finance mencatat, rupiah terdepresiasi 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.815 per dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp14.815 per dolar AS dengan rentang pergerakan harian Rp14.815-14.820 per dolar AS.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menguat 49 poin menjadi Rp14.835 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.884 per dolar AS.
Sebagai informasi, kurs dolar AS bergerak stabil terhadap mayoritas mata uang karena didukung rilis data tenaga kerja AS yang kuat. Stabilnya dolar AS juga mendapat sentimen dari eskalasi konflik perang dagang antara AS-China sehingga greenback sebagai aset safe haven diburu investor.
Mengutip Reuters, Senin (10/9/2018), Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan pada Jumat pekan lalu akan menyiapkan tarif impor baru untuk produk China senilai 267 miliar dolar AS. "Jika ada tanda-tanda bahwa ekonomi AS akhirnya terpukul oleh gerakan proteksionisnya sendiri, maka saya pikir itu adalah awal dari penghindaran risiko sepenuhnya," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities.
"Ini setidaknya akan menyebabkan melemahnya dolar terhadap yen," kata Yamamoto.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang stabil di 95,381, tidak jauh dari level tertinggi tiga minggu di 95,737 pada Selasa pekan lalu.
Indeks menguat lebih dari 0,3 persen Jumat pekan lalu setelah data menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS meningkat pada bulan Agustus dan upah mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam lebih dari sembilan tahun.
Dolar pada hari Senin melemah terhadap safe haven yen Jepang dan franc Swiss, diperdagangkan masing-masing ke 110,94 yen dan 0,9693 dolar AS.
Yen menguat karena produk domestik bruto untuk April-Juni menunjukkan bahwa Jepang mencatat tingkat pertumbuhan tahunan 3,0 persen, jauh lebih cepat dari perkiraan awal 1,9 persen bulan lalu.
Euro 0,07 persen lebih tinggi menjadi 1,1557 dolar AS memangkas beberapa kerugian setelah jatuh lebih dari 1 persen selama sesi sebelumnya. Dolar Australia naik 0,06 persen menjadi 0,7110 dolar AS. Yuan China menguat 0,1 persen menjadi 6,867 per dolar AS setelah melemah 0,3 persen pada sesi sebelumnya.
Editor : Ranto Rajagukguk
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2oTvxXh
No comments:
Post a Comment