
DAMASKUS, iNews.id - Komandan pemberontak Suriah mengaku pihaknya tengah melakukan latihan militer yang jarang dilakukan dengan Marinir Amerika Serikat (AS) di Suriah selatan.
Latihan tersebut seolah mengirim pesan kuat ke Rusia dan Iran bahwa AS bersama pemberontak Suriah bermaksud untuk bertahan dan siap menghadapi ancaman mereka.
Kolonel Muhanad Al Talaa, komandan kelompok Maghawir Al Thawra yang didukung Pentagon, mengatakan latihan militer yang dilakukan selama delapan hari itu akan berakhir pekan ini.
Baca juga: Tak Gentar, AS Siap Kirim F-35 untuk Tempur dengan Rusia dan Suriah
Latihan yang dilakukan di pos militer AS di Al Tanf itu merupakan latihan pertama dengan serangan udara dan darat, yang melibatkan ratusan pasukan AS dan pemberontak.
"Latihan-latihan ini memiliki kepentingan besar dan meningkatkan pertahanan wilayah serta meningkatkan kemampuan tempur dan moral di daerah itu," kata Talaa, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (14/9/2018).
"Kami akan tetap di sini terlepas apakah Rusia atau Iran menginginkannya atau tidak," tambah komandan pemberontak itu.
Baca juga: Abaikan Trump, Rusia Beri Sinyal Pasukan Suriah Segera Serang Idlib
Juru bicara militer AS, Sean Ryan, menyebut latihan gabungan itu merupakan unjuk kekuatan. Pentagon sudah memberi tahu Rusia melalui saluran 'dekonfliksi' untuk mencegah miskomunikasi atau meningkatkan ketegangan.
"Latihan ini dilakukan untuk memperkuat kemampuan kami dan memastikan kami siap untuk menanggapi setiap ancaman terhadap pasukan kami di dalam area operasi kami," ujar Ryan.
Rusia dan Pemerintah Suriah berulang kali meminta AS untuk menarik pasukannya dari pangkalan Al Tanf. Pasalnya, di wilayah itu Suriah mendeklarasikan zona dekonflik sepanjang 55 kilometer, radius yang terlarang bagi yang lain.
Baca juga: Merkel: Jerman Harus Bertindak Jika Senjata Kimia Dipakai saat Perang
Pemberontak menyatakan, ratusan Marinir AS tiba bulan ini di Al Tanf untuk bergabung dengan pasukan operasi khusus yang berbasis di garnisun. Mereka berpartisipasi dalam latihan, di tengah meningkatnya ketegangan AS-Rusia di Suriah dan penumpukan angkatan laut di Mediterania.
Zona dekonflik menjadi tempat yang aman bagi setidaknya 50.000 warga sipil yang tinggal di kamp Rukban yang ada di dalam wilayah itu.
Namun, kementerian pertahanan Rusia menuduh AS menyembunyikan militan ISIS di dalam zona tersebut.
Baca juga: AS Klaim Punya Banyak Bukti Suriah Persiapkan Senjata Kimia di Idlib
Pos terdepan, yang dikelilingi oleh gurun pasir, didirikan selama pertempuran melawan militan ISIS yang digunakan untuk mengendalikan Suriah timur yang berbatasan dengan Irak.
Setelah ISIS diusir, pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan AS menyerang milisi yang didukung Iran, dengan alasan pembelaan diri.
Al Tanf terletak di jalan raya Damaskus-Baghdad yang strategis, salah satu rute pasokan utama untuk senjata Iran ke Suriah.
Baca juga: 2 Jet Tempur F-22 AS Cegat 2 Bomber Nuklir Rusia di Dekat Alaska
Ini membuat pangkalan itu menjadi benteng melawan Iran dan bagian dari kampanye yang lebih besar terhadap ekspansi militer Iran di Timur Tengah.
Pengendalian daerah sejak lama menjadi tujuan Pemerintah Suriah serta sekutunya, Rusia dan Iran.
Pemberontak menekankan, kebijakan baru militer AS untuk meningkatkan kemampuan Al Tanf adalah perubahan besar.
“Posisi Amerika berubah sepenuhnya terhadap Iran. Sebelumnya hanya menempatkan garis ke Iran untuk tidak mendekati daerah itu,” ujar Talaa.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Mt6aF6
No comments:
Post a Comment