
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Donald Trump dikritik setelah menyatakan respons tanggap darurat Pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Badai Maria di Puerto Rico pada 2017 lalu sebagai sebuah kesuksesan.
Trump mengemukakan hal itu di Gedung Putih, setelah ditanya mengenai pelajaran yang bisa diambil dari bencana Badai Maria, mengingat Badai Florence kini bersiap menerjang Negara Bagian North Carolina dan South Carolina.
Sejauh ini, ujar Trump, Badai Maria merupakan yang tersulit yang dialami karena kondisi alam di pulau.
"Saya sebenarnya berpikir bahwa itu adalah pekerjaan terbaik yang pernah dilakukan. Tugas yang dilakukan Fema (Badan Penanggulangan Bencana Federal), aparat keamanan, dan yang dilakukan semua pihak bersama gubernur di Puerto Rico, saya pikir itu luar biasa. Saya pikir Puerto Rico menakjubkan, kesuksesan yang tidak digembar-gemborkan," ujarnya, seperti dilaporkan BBC, Rabu (12/9/2018).
Baca juga: Tiupan Angin Badai Florence 220 Km/Jam, 1 Juta Warga AS Mengungsi
Sebelumnya, Trump mengatakan, "Kami mengirim miliaran dan miliaran dollar ke Puerto Rico dan itu sangat sulit. Saya pikir kebanyakan orang di Puerto Rico sangat mengapresiasi apa yang kami lakukan."
Ungkapan tersebut memicu kritik dari banyak pihak. Carmen Yulin Cruz selaku Wali Kota San Juan, ibu kota Puerto Rico, menilai komentar sang presiden sebagai sebuah hinaan terhadap derita warga Puerto Rico.
"Jika dia (Trump) berpikir bahwa kematian 3.000 orang adalah sebuah kesuksesan, Tuhan tolong kita semua," cuit Cruz.
Baca Juga: Korban Tewas akibat Badai Maria di Puerto Rico Hampir 3.000 Orang
Gubernur Puerto Rico, Ricardo Rossello, juga merilis pernyataan yang bertolak belakang dengan ucapan Trump.
"Tidak ada hubungan antara sebuah masyarakat dan pemerintah federal yang bisa disebut 'sukses', karena Puerto Rico kekurangan hak-hak tertentu yang dapat dinikmati oleh sesama warga Amerika di negara-negara bagian lain," kata Rossello.
"Hampir 3.000 orang meninggal. Itu bukan sukses. Itu adalah tragedi dan memalukan," kata Senator Bernie Sanders.
Di lain pihak, meski mengakui adanya beberapa kegagalan lewat di media sosial, sejumlah pendukung Trump berpendapat presiden sudah melakukan semampunya dan justru para pejabat Puerto Rico yang patut disalahkan.
Baca juga: Terkenal Indah, Puerto Rico Sambut Wisatawan Usai Badai Maria
Badai Maria menerjang Puerto Rico pada pertengahan September 2017 dengan membawa hujan lebat dan angin berkecepatan 225 kilometer per jam. Infrastruktur di Puerto Rico rusak parah dan kerugian ditaksir mencapai 100 miliar dolar AS.
Wilayah itu juga kesulitan memperbaiki pembangkit listrik sehingga banyak warga yang tidak mendapat pasokan listrik selama berbulan-bulan.
Awalnya, pemerintah setempat menyatakan korban tewas mencapai 64 orang. Namun, belakangan mereka mengamini hasil kajian yang menyebut jumlah korban meninggal mencapai 2.975 orang.
Baca juga: Taiwan Diterjang Badai Maria, 3.500 Orang Dievakuasi
Mereka yang meninggal dalam periode enam bulan setelah badai melanda disebabkan buruknya layanan kesehatan, putusnya pasokan listrik, serta kurangnya air bersih.
Pasokan listrik di Puerto Rico pulih sepenuhnya pada Agustus lalu, artinya 11 bulan setelah Badai Maria menerjang.
Laporan terkini menyebut, 8 persen penduduk meninggalkan pulau setelah badai melanda dan banyak yang meninggal dunia akibat layanan kesehatan tergolong buruk. Puerto Rico, yang merupakan wilayah kekuasaan AS, dihuni sekitar sekitar 3,3 juta penduduk.
"(Badai Maria) bencana alam terburuk dalam sejarah modern kami. Infrastruktur dasar kami hancur, ribuan warga kami kehilangan nyawa mereka, dan banyak lainnya masih berjuang," kata Gubernur Rossello.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2x1nKLu
No comments:
Post a Comment