Pages

Monday, September 10, 2018

Kericuhan Unjuk Rasa Usia Pensiun, Lebih dari 800 Warga Rusia Ditahan

MOSKOW, iNews.id - Polisi Rusia membubarkan berbagai unjuk rasa di seantero negeri yang memprotes rencana peningkatan usia pensiun, Minggu (9/9/2018). Lebih dari 800 pengunjuk rasa ditahan dan banyak yang dipukuli dengan pentungan.

Kelompok pemantau hak asasi, OVD-info, menyatakan bahwa di antara yang ditangkap, terdapat dua anggota kelompok feminis progresif Rusia, Pussy Riot.

Berbagai unjuk rasa berlangsung setelah dipicu seruan pemimpin oposisi yang dipenjara, Alexei Navalny. Navalny memanfaatkan kemarahan warga yang menentang agenda-agenda reformasi ekonomi pemerintahan Vladimir Putin.

Kesediaan untuk berkompromi yang diumumkan Presiden Putin juga gagal membendung ketidakpuasan warga.

Baca Juga: Protes Penetapan Usia Pensiun, Ribuan Warga Rusia Kecam Presiden Putin

Aksi-aksi protes terbaru dilangsungkan bertepatan dengan pemilihan umum untuk memilih para pemimpin di 26 dari 85 wilayah Rusia, termasuk di Moskow, pada Minggu (9/9/2018).

OVD-Info melaporkan, sebanyak 839 orang ditahan di 19 kota. Jumlah penahanan terbesar adalah di St Petersburg, sebanyak 354 orang ditahan di kota itu.

Sebanyak 129 lainnya ditahan di Yekaterinburg, di pegunungan Ural, sementara di Moskow terjadi 36 penangkapan.

Baca juga: Telegram Diblokir, Pengguna Rusia Lakukan Aksi Protes

Dalam rencana reformasi ekonomi, usia pensiun di Rusia akan mulai dinaikkan secara bertahap sejak 2019 mendatang. Pada 2036, Pemerintah Rusia menargetkan usia pensiun naik dari 60 menjadi 65 tahun untuk pria, sedengankan untuk perempuan meningkat dari 55 menjadi 60 tahun.

Menyusul berbagai gelombang protes, Putin melunakkan rencana awal dengan mengubah rencana usia pensiun perempuan menjadi 63.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, pria Rusia memiliki harapan hidup hingga 66 tahun, sedangkan untuk perempuan adalah 77 tahun.

Baca juga: Piala Dunia, Wanita Rusia Dilarang Berhubungan Intim dengan Pria Asing

Alexei Navalny, pemimpin oposisi paling menonjol Rusia, berencana memimpin protes di Moskow pada Minggu kemarin. Namun pada Agustus, pengadilan menjatuhkan hukuman 30 hari penjara kepadanya dengan dakwaan melanggar UU unjuk rasa.

Navalny dengan keras membantah semua tuduhan. Dia mengklaim serangkaian hukuman penjara singkat yang dijatuhkan dirancang untuk mengganggu aktivitas politiknya.

Navalny juga dilarang muncul di televisi negara dan tak diizinkan mengikuti Pilpres pada Maret lalu.

Baca Juga: Masuk Lapangan di Final Piala Dunia, 4 Wanita Pussy Riot Masih Ditahan

"Putin dan pemerintahnya merampas dana negara selama 18 tahun terakhir," kata tim Navalny, dalam sebuah pernyataan.

"Sepanjang waktu mereka meyakinkan kita tidak akan ada peningkatan usia pensiun. Dan sekarang mereka menetapkannya."

Sementara itu, Putin mengatakan langkah untuk menaikkan usia pensiun tertunda selama bertahun-tahun dan berisiko menyebabkan inflasi dan meningkatkan angka kemiskinan.

Baca juga: Giliran Jurnalis Pria Dicium Perempuan Rusia saat Siaran Piala Dunia

"Penundaan lebih lanjut akan merupakan keputusan tidak bertanggung jawab," katanya.

Namun, berbagai serikat pekerja memprotes hal itu lantaran banyak buruh tidak akan hidup cukup lama hingga tak akan menikmati masa pensiun.

Unjuk rasa puluhan ribu orang di seluruh Rusia dalam beberapa pekan terakhir, tergolong tak biasa di Rusia.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2N4r9n3

No comments:

Post a Comment