
JAKARTA, iNews.id - 2018 bukan tahun yang baik bagi investor pasar saham di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil dan sejak awal tahun minus lebih dari 6 persen.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menilai, IHSG tahun ini bergejolak karena tekanan eksternal yang cukup besar. Selain normalisasi kebijakan moneter The Fed, kata dia, perang dagang yang dilancarkan oleh Presiden AS Donald Trump ikut menekan indeks.
Namun, dia optimistis pada kuartal IV-2018 tekanan tersebut mereda. Dia pun menargetkan, IHSG dapat bertahan di atas 6.000 hingga akhir tahun. Dalam tiga bulan terakhir, indeks bergerak dalam rentang 5.557-6.117 poin.
"Kalo melihat indikasinya memang sepanjang luar itu enggak bergejolak luar biasa, kita tekanannya sudah enggak terlalu besar lagi. Insyaallah di akhir tahun tembus di 6.000 lebih," katanya di kawasan SCBD Sudirman, Jakarta, Minggu (23/9/2018).
BACA JUGA:
Laju IHSG Selama Sepekan Naik 0,45 Persen
BEI Sebut IHSG Tetap Bertahan meski Investor Asing Kabur
Inarno tidak bisa memastikan apakah IHSG bisa kembali menyentuh rekor tertinggi yang pernah dicetaknya pada Januari lalu. Namun, dia yakin pergerakan IHSG tidak sevolatil seperti beberapa bulan terakhir.
"Saya enggak berani bilang berapa-berapanya, tapi mungkin sudah lebih stabil dari sebelumnya," ujarnya.
Editor : Rahmat Fiansyah
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2zoTnjX
No comments:
Post a Comment