JAKARTA, iNews.id – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM Sri Puguh Budi Utami mendata ada 1.425 orang dari 3.220 tahanan yang kabur pascabencana gempa dan tsunami mengguncang Sulawesi Tengah (Sulteng). Jumlah tersebut berasal dari delapan rumah tahanan di Sulawesi Tengah yang terdampak gempa dan tsunami.
Sri Puguh mencatat, delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdampak gempa dan tsunami antara lain, Lapas Palu, Rutan Palu, Rutan Donggala, Rutan Parigi, Rutan Poso, Bapas Palu, LPKA Palu, dan LPP Palu.
“Sebelum kejadian terdapat 3.220 napi, kapasitas 1059. Keseluruhan hunian 3.220 tahanan, namun hingga pagi ini total tahanan yang berada di luar berjumlah 1.425 tahanan,” kata Sri Puguh di Jakarta, Senin (1/10/2018).
Menurut Sri Puguh, hingga kini masih terus dilakukan pemetaan. Data masih terus berubah sesuai dengan laporan di lapangan. Dirjen PAS juga membentuk satgas dari Jakarta yang berangkat ke Palu untuk melakukan pendampingan.
“Ada laporan dari keluarga bahwa warga binaan ada di rumah. Diberikan waktu satu minggu lapor sejak kejadian. Minggu kemarin ada 56 orang yang datang dan melapor. Namun mereka tidak sampai di Donggala karena terkendala jalur,” ucap dia.
Sri Puguh mengatakan, sebagai langkah darurat, saat ini rumah dinas pegawai lapas dan rutan digunakan untuk tempat menampung napi. Selanjutnya dilakukan perbaikan, khususnya di Lapas Palu dan Rutan Donggala.
“Rutan Donggala dibakar, awalnya aman terkendali saat gempa susulan panik. Ada ygang tidak sabar, menyulut kebakaran,” ujar dia.
Sebelumnya, Rumah Tahanan Kelas II B Donggala, Sulawesi Tengah dibakar ratusan napi Sabtu (29/9/2018) malam. Para napi melarikan diri karena ingin menengok keluarga pascagempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Editor : Khoiril Tri Hatnanto
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2DL8YhJ
No comments:
Post a Comment