
MAKKAH, iNews.id - Lebih tiga juta jamaah haji dari seluruh penjuru dunia saat ini sudah berada di Mina, sebuah proses akhir dari rangkaian ibadah wajib di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Di Mina, jamaah haji akan menetap (mabit) selama tiga malam untuk melempar jumrah di Jamarat.
Sejak Selasa (22/8/2018) dini hari, jamaah Indonesia yang telah menyelesaikan mabit di Muzdalifah langsung menuju kawasan jamarat untuk melempar jumrah aqabah. Gelombang jamaah Indonesia menuju lokasi itu tak berhenti seiring jamaah dari negara lain juga melaksanakan ritual tersebut.
Memasuki waktu duha, jamaah Indonesia masih nampak berjalan ke arah jamarat. Hal tersebut sedianya bertentangan dengan imbauan PPIH Arab Saudi yang memberi waktu pada siang hari untuk jamaah Indonesia melontar jumrah agar terhindar dari kepadatan jamaah.
Waktu-waktu tersebut dianggap sebagai waktu afdal melontar jumrah. Sebagian jamaah terpaksa berangkat karena mengejar waktu terbaik.
BACA JUGA:
Badai Pasir Berlalu, Jamaah Haji Bergerak Menuju Muzdalifah dan Mina
Menag: Jamaah Haji Berada di Dimensi Ruang dan Waktu Istimewa
"Bus kloter saya baru berangkat mau jam dua. Jalan dari maktab baru sampai di sini jam segini," kata Amsori (70 tahun), seorang jamaah dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede, seperti dilansir Media Center Haji (MCH), Kementerian Agama, Selasa (21/8/2018).
Sebelumnya, prosesi puncak haji dengan wukuf di Arafah terlaksana dengan baik dan lancar. Suhu udara meskipun mencapai 43 derajat Celsius masih jauh di bawah suhu tertinggi saat wukuf tahun sebelumnya. Pada 2017 lalu, suhu di Arafah saat wukuf mencapai lebih dari 50 derajat Celcius.
Setelah salat magrib di Arafah, jamaah berangsur-angsur bergerak ke Muzdalifah menggunakan bus masyair. Jamaah haji diangkut menggunakan sistem taraddudi atau bolak balik Arafah-Muzdalifah.
"Semua terpantau lancar. Bisa dilihat tidak ada kemacetan, ini bukti sistem berjalan baik," kata Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi Subhan Cholid.
Jamaah haji tiba di Muzdalifah pukul 22.00 waktu Arab Saudi untuk mabit yaitu menginap atau berhenti hingga melewati tengah malam. Berhenti sesaat di Muzdalifah bermakna agar jamaah beristirahat sejenak untuk persiapan ibadah keesokan harinya di Mina.
Selama di Muzdalifah jamaah haji banyak yang memanfaatkan waktu untuk berdoa dan berdzikir. Mereka juga mencari batu yang akan digunakan untuk melontar jumrah di Mina.
Editor : Azhar Azis
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PrDU8E
No comments:
Post a Comment