Pages

Wednesday, August 29, 2018

Kata Pakar Komunikasi Politik soal Pelukan Jokowi dan Prabowo

JAKARTA, iNews.id – Momen istimewa pesilat Hanifan Yudani Kusumah mengajak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PB IPSI Prabowo Subianto membuat banyak orang merinding. Mereka dibuat kagum, takjub, dan bangga dengan kejadian singkat di venue Pencak Silat Asian Games 2018, Jakarta, Rabu (29/8/2018) itu.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta Emrus Sihombing melihat ada pesan yang sangat mendalam di balik aksi Hanifan tersebut.

Emrus mengatakan, dari peristiwa itu, bisa dilihat bahwa sebenarnya antara Jokowi dan Prabowo sejauh ini memiliki hubungan yang sangat bagus sebagai teman.

”Dalam pilpres yang akan datang, sesungguhnya hubungan Jokowi dan Prabowo bukan rival, tapi teman bersaing. Ini hubungan yang sangat bagus yang dipertunjukkan kedua tokoh ini,” katanya saat dihubungi, Rabu (29/8/2018).

Menurut Emrus, kehangatan hubungan hangat Prabowo-Jokowi sangat tampak ketika Hanifan tiba-tiba merangkul keduanya dengan bendera Merah Putih, tidak satupun dari kedua tokoh ini yang menunjukkan pesan nonverbal penolakan.

”Mereka otomatis saling merangkul. Ini perilaku yang tidak dirancang, tapi spontanitas dan biasanya ini di-drive oleh isi hati. Ketika mereka dirangkul, tidak ada satupun lambang nonverbal menolak. Bahkan mereka terlihat begitu dekatnya,” kata dia.

BACA JUGA: Profil Hanifan Yudani Kusumah, Pesilat yang Satukan Jokowi dan Prabowo

Menurut Emrus, dalam psikologi komunikasi, jarak sekian senti meter itu mempunyai arti. Dan ketika mereka berada begitu dekat sekian sentimeter, sesungguhnya mereka adalah sahabat. ”Tak mungkin kedua tokoh ini bisa melakukan itu kalau tidak sahabat,” tuturnya.

Emrus menuturkan, ketika selama ini di media massa hubungan keduanya seolah-olah memanas, hal itu sebenarnya bukan karena hubungan kedua tokoh tersebut, tapi akibat ulah kader-kader partai tertentu yang disampaikan di media.

Bahkan, Emrus menilai ada pihak ketiga, tidak dari parpol maupun timses, tapi ada kelompok tententu yang berafiliasi dengan parpol tertentu yang sengaja memenaskan hubungan kedua tokoh ini dengan cara men-down grade tokoh tertentu.

”Apa yang dipertunjukkan kedua tokoh ini seharusnya ditiru oleh para tim sukses maupun para kader parpol pengusung, serta kelompok mayarakat tertentu,” tuturnya.

BACA JUGA: PDIP: Pelukan Hanifan Jadi Pelajaran Penting di Politik

Emrus berharap pesan-pesan seperti yang dipertontonkan Jokowi dan Prabowo ini nantinya juga dilakukan ketika sudah memasuki musim kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Dia berharap dalam pilpres nanti tidak ada lagi kampanye hitam (black campaign) atau kampanye negatif (negative campaign), namun kampanye yang dipenuhi dengan adu program dan gagasan untuk memajukan bangsa Indonesia.

Emrus juga mengapresiasi langkah spontanitas yang dilakukan Hanifan yang menyatukan Prabowo dan Jokowi dengan bendera Merah Putih. ”Dia atlet yang hebat. Dia ingin menunjukkan dengan merangkul dua tokoh ini dengan bendera Merah Putih,” katanya.

Editor : Zen Teguh

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2wzWJxC

No comments:

Post a Comment