JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah terhadap dolar AS menyentuh Rp14.700 per dolar AS, mirip dengan situasi 2015 dan 1998.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, melemahnya rupiah disebabkan faktor eksternal, sehingga menyebabkan mata uang negara emerging market tertekan.
"Semua negara di Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Thailand (yang sebelumnya) hampir enggak ada tekanan, tetapi kemarin dia juga melemah mata uangnya. Memang ada unsur agak surprise juga urusan Argentina ini," ujar Menko di kantornya, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
BACA JUGA:
Dolar AS Tembus Rp14.710, Separah 2015 dan 1998
Ini Daftar Negara dengan Suku Bunga Tertinggi di Dunia dan ASEAN
Peso Anjlok, Argentina Kerek Suku Bunga Acuan Jadi 60 Persen
Menko menilai, aksi jual peso, mata uang Argentina cukup mengejutkan di tengah kucuran dana IMF terhadap Amerika Latin tersebut. Pemerintah Argentina dilaporkan mendapatkan dana segar 50 miliar dolar AS lebih cepat dari jadwal untuk membiayai APBN tahun depan.
"Orang anggap dia mestinya akan survive dengan itu (bantuan IMF), tapi ternyata gerakan capital outflow-nya masih besar," lanjutnya.
Melemahnya peso itulah, tutur Menko, yang memaksa bank sentral Argentina menaikkan suku bunga acuan menjadi 60 persen, dari posisi sebelumnya di 45 persen. Hal tersebut membuat suku bunga acuan Argentina menjadi yang tertinggi di dunia.
"Itu sudah tingkat yang luar biasa, sehingga biasanya kalau sudah begitu pasar jittery (gelisah), merasa enggak beres, tapi ya pasti negara yang memang mempunyai masalah cukup mendalam soal neraca pembayaran pasti akan ada saja cara terpengaruh," kata dia.
Kendati demikian, Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menyatakan, pengaruh krisis yang terjadi di Argentina dampaknya tidaak lebih besar ketimbang Turki. Sebab, perdagangan Indonesia dengan Amerika Latin, termasuk di dalamnya Argentina, tak besar.
"Hanya sentimen ke pasar, bahkan lebih sedikit lagi karena dengan Amerika Latin kita hubungannya sedikit sekali dibandingkan hubungan dengan Turki," ujarnya. (Yohana Artha Uly)
Editor : Rahmat Fiansyah
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2NEtEZv
No comments:
Post a Comment