
BEIJING, iNews.id - Beberapa provinsi di China memberlakukan aturan baru yang melarang jenazah dikubur, melainkan harus dikremasi. Kebijakan 'zero burials' yang berlaku sejak enam bulan lalu ini bertujuan menghemat lahan, mengingat China merupakan negara dengan populasi manusia yang besar.
Hal ini pun berdampak pada mangkraknya peti mati. Dengan kebijakan ini, warga diharuskan menyerahkan peti mati mereka untuk dihancurkan atau didaur ulang. Pemerintah memang memberikan kompensasi atas peti mati, namun jumlahnya tak sebanding dengan usaha mereka menabung bertahun-tahun untuk membeli satu peti.
Peti mati itu akan dijual ke pengerajin kayu untuk diubah fungsinya menjadi furnitur.
Pengerajin di Kota Suqian dan Jiangsu merupakan beberapa dari sekian tempat pengolahan kayu. Bahkan mereka menerima peti mati dari berbagai tempat.
Peti mati kayu, berkelir hitam dan merah sebagai identitas tradisional, menumpuk di sebuah lokasi di Kota Suqian. Seorang pemilik usaha mebel mengatakan, peti-peti itu dibeli dengan harga sangat murah selama dua bulan terakhir.
Seorang pemilik mebel lain mengatakan, peti-peti itu diolah terlebih dulu ke pabrik kayu sehingga tidak tampak sebagai tempat penyimpan jenazah lagi. Setelah itu baru diolah menjadi kursi, lemari, dan lainnya.
Menyusul larangan mengubur jenazah, memiliki atau membuat peti mati telah dilarang. Dengan demikian para pengerajin saat ini mengutamakan menghabiskan stok peti yang ada.
Pemerintah Provinsi Jiangxi menetapkan batas waktu September 2018 bagi semua warga untuk mengkremasi jenazah. Warga pun menerima dengan setengah, mengingat beberapa di antaranya masih memegang tradisi mengubur jenazah.
Tak hanya peti, bahkan uanh kertas replika yang kerap digunakan dalam proses penguburan atau kremasi jenazah juga dilarang.
Di Cina, kebiasaan membakar uang kertas atau memberikan replika barang elektronik dan mobil mewah kepada keluarga yang ditinggal sudah menjadi tradisi. Barang-barang itu diyakini akan diterima di akhirat pada bulan ketujuh kalender lunar di China. Selain itu tanggal paling penting adalah 15 di bulan tersebut yang juga dikenal sebagai Festival Hantu Lapar atau Zhongyuan Jie.
Disebutkan pula, ruh akan kembali mengunjungi keluarga mereka yang pada tahun ini jatuh pada 25 Agustus. Namun perayaan seperti itu tak akan ada lagi atau setidaknya berkurang.
Seorang pemilik toko di Harbin menjual barang-barang pemakaman mengatakan dia tidak lagi menjual uang kertas dan lainnya.
"Pemerintah akan menindak," katanya.
Editor : Anton Suhartono
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2LfTXD4
No comments:
Post a Comment