JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) menyebut, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Proyeksi tersebut lebih lebar daripada realisasi CAD tahun lalu yang hanya 17,3 miliar dolar AS atau 1,7 persen terhadap PDB.
Kendati demikian, proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan awal bank sentral soal CAD sebesar 25 miliar dolar AS atau lebih. Sementara hingga kuartal II-2018, CAD sudah tembus 3 persen terhadap PDB setelah defisit 8 miliar dolar AS.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyambut baik rencana pemerintah untuk menekan defisit CAD. Beberapa kebijakan tersebut di antaranya B20 yang menurunkan defisit hingga 2,2 miliar dolar AS, penguatan sektor pariwisata, penundaan proyek, dan peningkatan ekspor hingga 9-10 miliar pada tahun depan.
"Bank Indonesia memperkirakan hingga akhir tahun defisit transaksi berjalan dapat mengarah pada 2,5 persen dari PDB pada tahun 2018, dan 2 persen dari PDB pada tahun 2019," kata Perry melalui keterangan tertulis, Jumat (31/8/2018).
Perry menyebut, ketahanan ekonomi Indonesia masih cukup baik di tengah ketidakpastian global. Selain upaya pemerintah menekan CAD, hal tersebut juga didukung langkah Kementerian Keuangan menjaga defisit anggaran dan BI dari sisi moneter.
Pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah itu menyebut, BI berkomitmen mengawal ketat stabilitas kurs rupiah. Berbagai langkah stabilisasi telah ditempuh bank sentral seperti meningkatkan volume intervensi di pasar valas, melakukan pembelian SBN di pasar sekunder, membuka lelang FX Swap, dengan target lelang pada hari ini 400 juta dolar AS, serta membuka windows swap hedging.
Perry menyebut, daya tahan ekonomi domestik cukup kuat. Hal itu dilihat dari berbagai indikator seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Berdasarkan pantauan BI, inflasi Agustus bisa negatif 0,06 persen secara bulanan dan 3,19 persen secara tahunan.
Kendatiemikian, Bank Indonesia juga senantiasa mewaspadai berbagai risiko yang mungkin timbul di tengah ketidakpastian global sebagaimana yang terjadi pada Turki dan Argentina," ujarnya.
Editor : Rahmat Fiansyah
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PUDJD5
No comments:
Post a Comment