HONG KONG, iNews.id - Aksi demonstrasi menentang RUU ekstradisi di Hong Kong belum menunjukkan akan surut setelah berlangsung selama 8 pekan. Bahkan, ekskalasinya semakin besar dan meluas diwarnai dengan bentrokan.
Para demonstran tak hanya mengincar pusat kota dan kantor-kantor pemerintah, namun fasilitas umum seperti sarana transportasi umum.
Selain menentang RUU ekstradisi, yang isinya memungkinkan penjahat Hong Kong diadili di China, massa juga menuntut agar China tak ikut campur terlalu jauh hingga merombak sistem demokrasi yang sudah berjalan di wilayah semi-otonomi itu. Sentimen anti-China pun meluas.
Rupanya, kondisi ini dimanfaatkan pihak tertentu untuk membuat keruh suasana, yakni dengan menyebar video di media sosial yang isinya, pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) masuk ke Hong Kong untuk ikut menangani demonstran.
Video itu membanjiri media sosial di Hong Kong sejak 24 Julit 2019 atau beberapa jam setelah juru bicara Kementerian Pertahanan China membahas kemungkinan diterbitkannya undang-undang yang memungkinkan tentara ditempatkan di seluruh Hong Kong jika diminta oleh pemerintah setempat.
PLA sebenarnya sudah ditempatkan di Hong Kong sejak wilayah bekas koloni Inggris itu dikembalikan ke China pada 1997. Lembar fakta pemerintah Hong Kong mengungkap, saat ini ada 8.000-10.000 tentara PLA di wilayahnya. Namun pasukan PLA umumnya tidak menonjolkan diri dan jarang terlihat mengenakan seragam di tempat umum.
Namun pemerintah kota Hong Kong berulang kali membantah adanya pengerahan pasukan PLA untuk menangani massa demonstran.
Berdasarkan penelusuran AFP di media sosial seperti Facebook, Twitter, Weibo dan platform lainnya, beberapa video beredar yang isinya tentara China dalam kondisi berjalan kaki serta menggunakan tank disebar ke seluruh Hong Kong.
"Demi keselamatan Anda, semua warga HK disarankan tidak pergi ke tempat-tempat umum dan ketepi laut sampai 48 jam mendatang serta menghindari pertemuan karena tentara RRC mengambil alih kendali HK," bunyi pengumuman pemerintah Hong Kong yang di-posting di Facebook 5 jam setelah jubir kementerian pertahanan China menyampaikan pernyataan pada 24 Juli 2019.
Pemerintah Hong Kong membantah telah mengeluarkan pengumuman itu. Sementara itu, video yang diunggah berisi kendaraan militer China ternyata dibuat pada 2018 tepatnya di Kowloon, Hong Kong, tak terkait dengan demonstrasi.
Pada bagian lain ada pula video di Twitter berisi pasukan PLA berjalan di stasiun kereta disertai pernyataan mereka bersiap memasuki Hong Kong.
Video-video itu jelas memancing rasa penasaran warga hingga ditonton lebih dari 1,4 juta kali dalam beberapa jam setelah diunggah. Penelusuran AFP, video itu direkam di China.
Editor : Anton Suhartono
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2MpZTh2
No comments:
Post a Comment