Pages

Tuesday, June 18, 2019

Didemo 2 Juta Orang, Pemimpin Hong Kong Menolak Mundur

HONG KONG, iNews.id - Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengisyaratkan akan mengakhiri pembahasan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang diajukannya. RUU kontroversial ini menuai aksi protes yang begitu kuat sejak bekas koloni Inggris itu dikembalikan ke China pada 1997.

Dalam sebuah konferensi pers, Lam meminta maaf atas kekacauan akibat aksi demonstrasi menolak RUU ekstradisi. Meski begitu dia menolak untuk mengatakan bahwa RUU itu akan ditarik, hanya saja regulasi iti tidak akan diperkenalkan kembali dibahas selama dia masih menjabat jika menimbulkan ketakutan publik.

"Karena RUU ini selama beberapa bulan terakhir menyebabkan begitu banyak kegelisahan, dan kekhawatiran dan perbedaan pendapat, saya tidak akan, ini adalah usaha, saya tidak akan melanjutkan lagi pelaksanaan legislatif ini jika ketakutan dan kecemasan ini tidak dapat ditangani secara memadai," ujar Lam, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (19/6/2019).

BACA JUGA: RUU Ekstradisi: Dituntut Mundur, Pemimpin Hong Kong Minta Maaf

Lam, yang tampak menyesal, menggunakan banyak bahasa yang sama dengan konferensi pers sebelumnya pada Sabtu ketika dia mengumumkan penundaan RUU tersebut. Sehari kemudian, sekitar dua juta orang tumpah ke jalan, banyak yang menuntut agar dia mundur.

Lam sendiri menolak mundur. Dia mengatakan bahwa masih ada pekerjaan penting di masa depan dalam tiga tahun ke depan, yang akan membawanya ke akhir masa jabatan lima tahun saat ini.

BACA JUGA: RUU Ekstradisi, Aktivis: Pemimpin Hong Kong Bersalah dan Harus Mundur

"Setelah kejadian ini, saya pikir bekerja dalam tiga tahun ke depan akan sangat sulit, tetapi saya dan tim saya akan bekerja lebih keras untuk membangun kembali kepercayaan publik," ujarnya.

Lam meminta maaf karena membuat kota tersebut bergejolak.

Dia mengatakan telah mendengar orang-orang dengan 'keras serta jelas' dan akan mencoba membangun kembali kepercayaan.

BACA JUGA: Demonstrasi Besar Digelar Lagi Hari Ini, Desak Pemimpin Hong Kong Mundur

Beberapa inisiator aksi demo dan kelompok oposisi Demokrat pun menanggapi pernyataan Lam. Menurut mereka, Lam tuli terhadap tuntutan publik yaitu meminta dia menyatakan dengan tegas mencabut RUU tersebut, segera mundur, dan berjanji untuk tidak menuntut setiap demonstran dengan tuduhan kerusuhan.

"Carrie Lam terus berbohong," kata Jimmy Sham, dari Front Hak Asasi Manusia Sipil.

"Kami berharap orang-orang Hong Kong dapat bersatu dengan kami untuk terus bekerja keras menarik hukum 'setan'," katanya kepada wartawan.

BACA JUGA: Usai Aksi Protes Besar-Besaran, Hong Kong Akhirnya Tangguhkan RUU Ekstradisi

Alvin Yeung, seorang anggota parlemen Hong Kong, mengatakan Lam kembali gagal untuk menurunkan suhu politik di kota dengan populasi tujuh juta orang itu.

"Hong Kong tidak akan menerima ini," ujarnya.

Sejak RUU Ekstradisi pertama kali diajukan ke legislatif pada bulan Februari lalu, Lam berulang kali menolak kekhawatiran yang disuarakan di banyak tempat, termasuk kelompok bisnis, pengacara, hakim, dan pemerintah asing terhadap RUU tersebut.

Para kritikus mengatakan RUU itu akan merusak peradilan independen dan aturan hukum Hong Kong, yang dijamin oleh formula satu negara dua sistem saat wilayah itu kembali ke China, dengan memperluas jangkauan China ke kota itu dan memungkinkan orang-orang secara sewenang-wenang dikirim kembali ke China di mana mereka tidak bisa dijamin dengan penyelenggaraan pengadilan yang adil.

Pengadilan China seperti diketahui dikendalikan oleh Partai Komunis.

Lam sebelumnya mengeluarkan permintaan maaf pada Minggu (16/6/2019) malam melalui pernyataan tertulis pemerintah. Namun banyak orang mengatakan dia kurang tulus.
Permintaan itu pun gagal menenangkan demonstran yang mengatakan mereka tidak lagi percaya padanya dan meragukan kemampuannya untuk memerintah.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2WPeS5L

No comments:

Post a Comment