Pages

Wednesday, January 30, 2019

Korsel Dilanda Polusi Debu Halus, Tuding China Jadi Penyebabnya

SEOUL, iNews.id - Upaya awal Korea Selatan (Korsel) untuk menanggulangi masalah debu halus di negara itu gagal pekan ini. Para pejabat berusaha menciptakan hujan buatan untuk mengatasi polusi udara yang parah ini , yang dituduh kebanyakan warga Seoul disebabkan oleh negara tetangganya, China.

Ini menjadi masalah yang semakin penting bagi penduduk.

Kim Byung Gon, profesor Departemen Ilmu Atmosfer dan Lingkungan Universitas Gangneung-Wonju mengatakan, partikel debu halus dari China itu bukan satu-satunya yang menyebabkan udara buruk Korsel.

"Debu halus terjadi ketika polutan yang dipancarkan dari China dan polutan internal (Korea Selatan) tetap ada di udara," kata Kim, seperti dilaporkan VOA, Kamis (31/1/2019).

Kim juga mencatat, penyebab pasti masalah pencemaran udara di Seoul belum sepenuhnya diidentifikasi.

"Meski faktor domestik memengaruhi keseluruhan partikel di udara, debu halus yang mengalir dari luar negara dalam arus udara bagian atas adalah faktor kunci," kata Profesor Departemen Atmosfer dan Ilmu Lingkungan di Universitas Seoul, Dong Jong In.

Karena kekhawatiran penduduk yang terus-menerus tentang kualitas udara yang buruk selama berhari-hari, Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengumumkan bahwa menyelesaikan masalah debu halus di negara itu akan menjadi salah satu kebijakan yang akan dilaksanakan pemerintahannya.

Selama tiga hari berturut-turut pada pertengahan Januari, pemerintah Korsel mengeluarkan peringatan kepada warga tentang tingkat debu mikro yang tinggi di udara dan mendesak warga agar tidak keluar rumah, atau memakai masker jika harus berada di luar, dan melindungi diri agar terkena paparan seminimal mungkin.

Selama beberapa hari, debu halus dan tebal menyelimuti sebagian besar Korsel. Polusi itu tidak hanya terlihat dengan mata telanjang, tetapi bisa dirasakan di tenggorokan seseorang, kata seorang warga kepada kantor berita Yonhap.

Dong Jong In mengatakan, udara di semenanjung Korea sudah cukup lama berdebu. Pihak berwenang Korsel sudah memantau tingkat debu secara keseluruhan dan melihat peningkatan antara 2012 hingga 2013.

Namun sejak saat itu, pemantauan partikel PM2.5 (partikel debu sangat halus yang dianggap berbahaya) pada 2015 menunjukkan peningkatan polusi yang besar.

Pekan lalu, sebuah pesawat terbang di wilayah barat Seoul membawa perak iodida, bahan kimia yang membantu pembentukan tetesan air di awan. Pihak berwenang mengatakan pesawat itu melepaskan 24 semburan bahan kimia tersebut di atas awan dengan harapan memicu hujan.

Badan Meteorologi Korea (KMA) mengatakan hasil awal "mengecewakan."

KMA hanya mendeteksi hujan rintik dan kabut selama beberapa menit.

"Tidak ada curah hujan yang signifikan," kata KMA.

Menurut Kim, menciptakan curah hujan buatan itu sendiri tidak mudah, padahal diperlukan hujan yang cukup deras untuk membersihkan debu.

Penggunaan bahan bakar yang lebih bersih, tambahnya, akan mengurangi polusi dari kendaraan, dan mengatasi polusi pabrik juga harus menjadi bagian dari solusi untuk masalah yang sedang dihadapi.

Editor : Nathania Riris Michico

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2RYBhA8

No comments:

Post a Comment