![](https://img.inews.id/media/600/files/inews_new/2018/12/03/g20_summit.jpg)
BUENOS AIRES, iNews.id - Pekan ini, Presiden Donald Trump kembali mempromosikan kebijakan luar negerinya yang mengedepankan "kepentingan Amerika Serikat (AS)" sebagai nomor satu kepada para pemimpin dunia yang berkumpul dalam KKT G-20 di Argentina.
Hasilnya adalah, konferensi G-20 itu hanya menghasilkan beberapa perjanjian yang berarti.
Konferensi puncak internasional itu mungkin lebih tepat disebut pertemuan tatap muka antara satu pemimpin dengan pemimpin lainnya.
Walaupun adanya gelombang nasionalisme yang terus meningkat, masih tampak ada usaha untuk mencapai kerjasama internasional dalam KTT G-20 di Argentina. Namun, berbagai masalah kontroversial seperti imigrasi dan perdagangan tampak diabaikan.
Tentang masalah perubahan iklim, AS hanya menjelaskan bahwa pemerintahan Trump sepakat untuk tidak sejalan dengan para pemimpin lainnya.
Satu hal yang mempersulit dicapainya persetujuan adalah Trump yang kebijakan nasionalnya tentang “America First” seringkali meremehkan peran lembaga internasional seperti G-20.
Dalam wawancara dengan VOA, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Amerika mengaku tetap berkomitmen untuk menjalankan kerja sama internasional.
“Tujuan kita adalah untuk menciptakan kemakmuran bagi setiap warga dunia, untuk membuat peraturan yang memungkinkan hal itu. Kadang-kadang kita berbeda pendapat tentang bagaimana mencapai hal itu, tapi yang penting kita semua sedang mengarah ke sana,” kata Pompeo.
Namun, karena AS secara terbuka menyatakan kepentingan nasionalnya harus didahulukan, banyak negara yang lebih kecil khawatir akan bubarnya lembaga-lembaga internasional.
“Ini tidak baik untuk kami, karena kami adalah negara kecil yang sangat membutuhkan peraturan yang tegas, supaya bisa berfungsi dengan baik. Kalau hanya bicara soal kekuatan politik saja, kami pastilah kalah," kata Profesor Roberto Bouzas dari Universitas San Andres.
Meskipun ada ketidaksepakatan, tampak berbagai pertemuan tatap muka antara para pemimpin dunia.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menggunakan pertemuan itu untuk memperbaiki citranya setelah pembunuhan brutal jurnalis Jamal Khashoggi mencuat, sementara Trump berbicara dengan Presiden China Xi Jinping untuk mengurangi sengketa perdagangan antara kedua negara.
Trump juga membatalkan pertemuan yang sangat diharapkan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, karena adanya agresi Rusia terhadap Ukraina.
Lalu, forum G-20 yang tadinya diharapkan akan menghasilkan persatuan internasional, kemungkinan akan dikenal lantaran banyaknya perbedaan pendapat.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2SqEMuG
No comments:
Post a Comment