Pages

Sunday, November 11, 2018

Delik RCTI: Terbius Pembalut Rebus

JAKARTA, iNews.id - Fenomena penyimpangan perilaku remaja berupa mabuk dengan mengonsumsi air rebusan pembalut wanita akhir–akhir ini cukup menjadi perhatian publik. Fakta ini kembali terungkap dari kehidupan jalanan di kota-kota di Jawa Tengah seperti Kudus, Jepara, Rembang dan Purwodadi.

Sangat aneh, mereka merebus pembalut wanita dan mengonsumsi air rebusannya hanya untuk mabuk. Rata-rata penggunanya berusia 13 sampai 16 tahun dan dari keluarga kurang mampu. Mereka mengonsumsi air rebusan pembalut karena berefek memabukkan seperti narkotika.

Tak ada akal sehat yang digunakan. Apapun alasannya, mabuk tentu menjadi aktivitas yang mempunyai pandangan negatif, apalagi menggunakan bahan–bahan yang tidak lazim.

Faktanya, seseorang mampu mencapai euforia mabuk dengan berbagai macam cara. Jauh sebelumnya, publik juga sering disuguhkan fakta bagaimana anak–anak jalanan mabuk dengan meggunakan lem. Bahkan kini mabuk lem atau nge-lem masih sering dijumpai di sudut-sudut jalan kota. Kesenangan-kesenangan yang diperoleh pun beragam, dari yang biasa disebut nge-fly, berhalusinasi, hingga tidak sadarkan diri.

BACA JUGA: Kata Remaja yang Minum Air Rebusan Pembalut: Sensasinya Bikin Ngeri

Dalam kasus di Jawa Tengah belakangan ini, di dalam pembalut wanita terkandung zat kimia berbahaya seperti Octachlorodibenzodioxin (OCDD), Hexachlordibenzofuran (HXCDF) dan Octachlorodibenzofuran atau (OCDF).

Ketika pembalut direbus dan airnya dikonsumsi bisa mengakibatkan pengguanya mengalami demam tinggi, muntah, diare, tekanan darah rendah, ruam pada telapak tangan dan kaki, nyeri otot, iritasi mata, serta mulut tenggorokan. Bahkan, racun dalam pembalut akan mengendap dalam tubuh selama 20 tahun dan bersifat karsinogen atau memicu penyakit kanker.

Sungguh miris karena pelakunya rata-rata para anak jalanan yang memiliki tingkat pendidikan dan ekonomi rendah, bahkan mereka juga biasanya jauh dari perhatian keluarga. Karena itu, sudah saatnya semua pihak terutama pemerintah untuk tidak tingal diam.

Selain itu, pemerintah juga harus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak. Pada akhirnya, perlindungan terdepan tetap ada pada keluarga dan lingkungan terdekat anak.

Sesungguhnya bisakah berbagai cara ini memutus kejadian itu? Saksikan Delik episode "Terbius Pembalut Rebus" hanya di RCTI Minggu tengah malam ini.

Editor : Zen Teguh

Let's block ads! (Why?)

from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2qE13tc

No comments:

Post a Comment