
TOKYO, iNews.id - Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso meminta maaf dan menarik kembali pernyataan yang disampaikannya pada Minggu (3/2/2019). Dia menyalahkan pasangan suami istri (pasutri) yang tak punya anak sebagai penyebab masalah kependudukan dan ekonomi di Jepang.
Aso mengatakan, membengkaknya jumlah populasi lanjut usia memicu pembengkakan biaya jaminan sosial serta masalah-masalah lain yang terkait dengan kalangan lansia. Selain itu, jumlah penduduk Jepang menyusut yang dampaknya negara kekurangan tenaga kerja.
"Ada banyak orang aneh yang mengatakan bahwa para manula harus disalahkan, tetapi itu salah. Masalahnya adalah mereka yang tidak memiliki anak," kata pria yang juga menjabat menteri keuangan itu saat memberikan seminar di daerah pemilihannya di Prefektur Fukuoka, dikutip dari Kyodo, Selasa (5/2/2019).
Pernyataan itu direspons anggota parlemen oposisi Renho Murata dalam rapat komite majelis rendah Senin (4/2/2019). Dia mengkritik ketidakpekaan Aso terhadap perasaan orang-orang yang ingin memiliki anak tetapi tidak bisa. Setelah mendapat respons keras, Aso menyadari kesalahannya.
"Saya akan menarik kembali pernyataan itu jika itu menyebabkan kesalahpahaman," ujarnya.
"Beberapa perempuan mungkin mendengar pernyataan saya itu dan berpikir, 'Saya ingin punya anak tapi tidak bisa'. Saya minta maaf jika membuat kesalahan," kata dia lagi.
Politisi berusia 78 tahun itu juga pernah menarik pernyataannya saat memberikan komentar serupa pada Desember 2014.
Bukan hanya dia, rekan separtai Aso di Partai Demokrat Liberal, Toshihiro Nikai, juga mendapat kecaman ketika mengatakan hal serupa dalam saat pidato pada Juni 2018.
"Saat ini ada beberapa orang egois bahwa lebih baik tidak melahirkan anak," tutur Nikai.
Editor : Anton Suhartono
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2Ttqnid
No comments:
Post a Comment