
TEHERAN, iNews.id - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang merupakan negosiator utama dalam perjanjian nuklir 2015, mengumumkan pengunduran dirinya di Instagram, Senin (26/2/2019). Pengunduran diri itu hanya dapat berlaku setelah Presiden Hassan Rouhani menerimanya.
"Saya minta maaf atas ketidakmampuan saya untuk terus melayani dan untuk semua kekurangan selama masa jabatan saya," kata Zarif, dalam sebuah pesan yang diposting di akun Instagramnya yang terverifikasi, seperti dikutip AFP, Selasa (26/2/2019).
Zarif berterima kasih kepada Iran dan pejabat tertinggi Iran atas dukungan mereka kepadanya.
"Terima kasih banyak atas kemurahan hati orang-orang terkasih dan pemberani Iran dan otoritasnya selama 67 bulan terakhir."
Zarif tidak memberikan alasan khusus atas keputusan pengunduran dirinya. Dia memainkan peran utama dalam mencapai kesepakatan nuklir, di mana Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi keuangan internasional.
Pengunduran diri diplomat top Iran itu dikonfirmasi oleh sumber, namun kepala staf Rouhani membantah laporan bahwa presiden menerima pengunduran diri Zarif.
Pengunduran diri itu terjadi beberapa jam setelah kunjungan mendadak Presiden Suriah Bashar Al Assad ke Teheran. Namun, menurut kantor berita ISNA, Zarif tidak hadir pada pertemuan Assad dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamanei, dan Rouhani.
Anggota parlemen terkemuka segera meminta Rouhani untuk tidak menerima pengunduran diri Zarif.
"Tidak diragukan bahwa rakyat Iran, pemerintah, dan negara tidak akan mendapat manfaat dari pengunduran diri ini," kata Mostafa Kavakebian, seorang anggota parlemen reformis.
"Sebagian besar anggota parlemen menuntut agar presiden tidak pernah menerima pengunduran diri ini," tambahnya.
Kepala komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran mengatakan kepada ISNA, bagaimana perjalanan yang direncanakan ke Jenewa dengan Zarif pada Senin sore dibatalkan pada menit terakhir tanpa penjelasan.
"Saya tiba-tiba mendapat pesan teks yang mengatakan perjalanan itu dibatalkan," kata Heshmatollah Falahatpisheh kepada ISNA.
Dia menyebut ini bukan pertama kalinya Zarif mengundurkan diri.
"Bahwa dia kali ini melakukannya secara terbuka berarti dia ingin presiden menerimanya," ujar Falahatpisheh.
Zarif (59) telah menjabat sebagai menteri luar negeri Rouhani sejak Agustus 2013 dan terus-menerus berada di bawah tekanan dan kritik dari kelompok garis keras yang menentang kebijakan detente dengan Barat.
Sikapnya dalam pendirian politik Iran terguncang saat Amerika Serikat (AS) menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018 dan prestasi kesepakatan itu semakin tidak jelas ketika ekonomi Iran menukik.
Kantor berita Tasnim melaporkan, beberapa sumber mengonfirmasi pengunduran diri Zarif. Seorang juru bicara kementerian luar negeri juga mengonfirmasi pengunduran diri Zarif.
Jika diterima, pengunduran diri Zarif akan semakin melemahkan pemerintahan Rouhani yang menghadapi tekanan keras dari rival-rival garis keras Iran atas penanganan krisis ekonomi di negara para Mullah tersebut.
Lahir pada 1960, Zarif pernah tinggal di AS sejak usia 17 tahun sebagai mahasiswa di San Francisco dan Denver. Dia kemudian merintis karier sebagai diplomat untuk PBB di New York, di mana dia menjabat sebagai duta besar Iran dari 2002 hingga 2007.
Dia diangkat menjadi menteri luar negeri pada Agustus 2013 setelah Rouhani memenangkan kursi kepresidenan dengan janji untuk membuka Iran ke dunia luar.
Meskipun Rouhani sebagai presiden dan bertanggung jawab untuk memilih menteri, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei secara tradisional memiliki pendapat terakhir atas penunjukan menteri utama, termasuk menteri luar negeri.
Sejak bertanggung jawab atas pembicaraan nuklir Iran dengan negara-negara besar pada akhir 2013, Zarif dipanggil ke parlemen beberapa kali oleh anggota parlemen dari kubu garis keras untuk menjelaskan tentang perundingan tersebut.
Editor : Nathania Riris Michico
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2VncBhX
No comments:
Post a Comment