
SRINAGAR, iNews.id - Pejabat militer India menuding badan intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI), terlibat dalam serangan bom bunuh diri di Kashmir pada Kamis pekan lalu. Serangan itu menewaskan 41 paramiliter India.
Kelompok militan Pakistan, Jaish e-Mohammad (JeM), mengklaim bertanggung jawab atas serangan paling mematikan di Kashmir sejak 30 tahun terakhir itu. Pemerintah Pakistan sudah membantah terlibat dalam aksi bom bunuh diri menggunakan mobil tersebut serta mengecam aksi itu.
Pejabat militer India KJS Dhillon mengatakan, para pemimpin intelijen Pakistan yang diduga terlibat dalam pengeboman sedang dilacak.
"Bom ini dikendalikan dari seberang sana oleh ISI, Pakistan, dan komandan JeM," kata Dhillon, tanpa menyertakan dengan bukti dari ucapannya, dikutip dari Reuters, Selasa (19/2/2019).
Menurut dia, India belum bisa memberikan informasi secara spesifik mengenai hasil penyelidikan yang tengah berlangsung serta dugaan peran intelijen militer Pakistan dalam peristiwa ini. Dia hanya menyatakan, intelijen tersebut punya hubungan dekat dengan JeM.
"JeM merupakan anak dari militer Pakistan dan ISI. Serangan ini diotaki oleh Pakistan, ISI, dan JeM," ujarnya.
Sementara itu Pakistan menantang India untuk menyelidiki kasus ini secara terbuka dan transparan untuk membuktikan semua tuduhan itu.
"Mengaitkannya dengan Pakistan, bahkan sebelum ada penyelidikan, tidak masuk akal," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, dalam suratnya kepada Sekjen PBB Antonio Guterres.
Qureshi meminta PBB terlibat dalam mengungkap kasus ini untuk meredakan ketegangan.
"Karena mendesak, saya meminta perhatian Anda terkait situasi keamanan yang memburuk di wilayah kami karena ancaman penggunaan kekuatan terhadap Pakistan oleh India," kata Qureshi, kepada Guterres.
Ini bukan kali pertama India dan Pakistan bersitegang soal aksi teror menyangkut wilayah Kashmir. Jammu dan Kashmir merupakan negara bagian berpenduduk mayoritas muslim yang sejak 30 tahun terakhir dilanda kekerasan. Pakistan dan India sama-sama menginginkan kontrol penuh atas wilayah itu, namun mayoritas penduduk Kashmir ingin merdeka.
Editor : Anton Suhartono
from iNews.id | Inspiring & Informative kalo berita nya gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2SIdk0n
No comments:
Post a Comment